SERI Universal Design for Learning Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Tujuan
Peserta bimtek mampu memahami konsep pendidikan inklusif dan pembelajaran dalam setting inklusif
Kompetensi Dasar
- memahami pengertian Pendidikan inklusif
- memahami prinsip-prinsip Pendidikan inklusif
- memahami pembelajaran dalam setting inklusif
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Peserta bimtek mampu menjelaskan pengertian Pendidikan inklusif
- Peserta bimtek mampu menjelaskan prinsip-prinsip Pendidikan inklusif
- Peserta bimtek mampu menjelaskan pembelajaran dalam setting inklusif
- Peserta bimtek mampu menjelaskan prinsip pembelajaran dalam setting inklusif.
Mulai dari Diri Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Sebelum Anda melakukan aktivitas eksplorasi konsep tentang Pendidikan inklusif dan pembelajaran dalam setting inklusif, mari merefleksikan pengalaman yang Anda miliki dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Apa yang Anda pahami tentang konsep pendidikan inklusif?
JAWAB :
Yang saya ketahui mengenail konsep pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan atau akses yang seluas-luasnya kepada semua anak sesuai usianya baik yang mengalami hambatan permanen maupun temporer, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Agar semua anak memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu, serta sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa diskriminasi. Agar terciptanya sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta pembelajaran yang ramah terhadap semua anak
Bagaimana cara Anda menerapkan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dalam setting inklusif?
JAWAB :
Cara saya untuk menerapkan pembelajaran bagi anak ABK dalam setting inklusif adalah membuat suatu kurikulum yang dapat mengakomodir kemampuan dari peserta didik ABK. Dengan cara menduplikasi kurikulum yang sudah ada, kemudian dimodifikasi dengan cara merubah sebagian untuk menyesuaikan kebutuhan ABK. Jika belum terpenuhi bisa dilakukan penggantian pembelajaran secara keseluruhan ataupun menghilangkan baik dari ketercapaian pembelajaran, materi yang digunakan, proses kerja yang dilakukan ataupun bagian penilaian/ evaluasi peserta didik
Eksplorasi Konsep Topik 1 Materi Prinsip 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Apa yang dapat Anda simpulkan konsep pendidikan inklusif?
JAWAB :
Konsep pendidikan inklusif dengan adanya pendekatan untuk mengubah sistem pendidikan agar dapat mengakomodasi keberagaman peserta didik, utamanya anak berkebutuhan khusus (ABK) yang dipengaruhi oleh faktor individu atau lingkungan yang bersifat Permanen maupun temporer
Tujuan dari pendidikan inklusif yaitu
1. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan kondisi anak
2. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta pembelajaran yang ramah terhadap semua anak
Sehingga guru maupun peserta didik merasa nyaman dengan adanya perbedaan dan memandangnya sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, bukan sebagai masalah.
Apa yang dapat Anda simpulkan pembelajaran dalam setting pendidikan inklusif?
JAWAB :
Setting pendidikan inklusif dalam sistem layanan pembelajaran pendidikan inklusif diperlukan :
1. Identifikasi kebutuhan PDBK dengan melakukan asesmen yang melibatkan peserta didik, orang tua atau wali, guru kelas/guru mapel, dan GPK, dan tim ahli seperti psikolog, dokter tumbuh kembang, terapis (sesuai kebutuhan) agar informasi yang terkumpul valid dan komprehensif (dari berbagai sudut pandang).
2. Setelah dilakukan asesmen, disusun skala prioritas yang menggambarkan urutan aspek yang penting untuk segera diberikan layanan berdasarkan hasil pasesmen yang sudah dipetakan melalui lanning matrik .
3. Mengadaptasi kurikulum duplikasi, modifikasi, substitusi dan omisi, dan ada empat komponen utama kurikulum yaitu tujuan, materi, proses dan evaluasi. Mengembangkan kurikulum untuk peserta didik berkebutuhan khusus pada dasarnya adalah menggabungkan antara model kurikulum dengan komponen kurikulum
Pembelajaran dalam setting inklusif perlu memperhatikan kebutuhan, kemampuan dan kondisi peserta didik berdasarkan hasil asesmen. Dan juga perlu dikembangkan akomodasi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan anak.
Sumber :
https://www.abdullahtanjung.net/berita/detail/rangkuman--pendidikan-inklusi
Ruang Kolaborasi Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Setelah bergabung ke group, jawablah pertanyaan berikut dan diskusikan dengan anggota group lain.
Sekolah inklusif dipandang sebagai proses yang diarahkan dan merespon adanya kebutuhan peserta didik yang beragam dengan cara meningkatkan partisipasi dalam belajar, kegiatan budaya dan komunitas, dan mengurangi eksklusi dalam pendidikan. Menurut Anda, mengapa keberadaan sekolah inklusif menjadi penting dalam mewadahi peserta didik berkebutuhan khusus?
Menurut Anda, mengapa keberadaan sekolah inklusif menjadi penting dalam mewadahi peserta didik berkebutuhan khusus?
JAWAB :
Menurut saya keberadaan sekolah inklusif menjadi penting dalam mewadahi PDBK dikarenakan konsep dan setting pendidikan inklusif dilakukan dengan menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan peserta didik ABK. Agar Peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu sesuai anak diusianya serta memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik mulai dari tujuan, isi, proses dan evaluasi
Prinsip dalam pembelajaran inklusif yaitu menyediakan akomodasi pembelajaran dan modifikasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak dalam mengoptimalkan potensi anak dan memberikan pengembangan diri (non akademis).
Menurut Anda, apa prinsip-prinsip dalam pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus dalam setting inklusif, jelaskan!
JAWAB:
Menurut saya, Prinsip pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus adalah dengan terciptanya kurikulum inklusif dapat membantu semua PDBK mendapatkan Hak yang sama dengan peserta didik lainnya. Serta dapat membantu menumbuh kembangkan postensi peserta didik berkebuutuhan khusus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Demonstrasi Kontekstual Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Elaborasi Pemahaman Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif hakikatnya merupakan filosofi pendidikan dan bukan merujuk pada istilah kebijakan atau legislasi dalam pendidikan.
Benar
Layanan pendidikan inklusif memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat belajar bersama peserta didik tipikal di sekolah/kelas umum dengan menggunakan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut dan mengharuskan peserta didik berkebutuhan khusus menyesuaikan pada kurikulum tersebut.
Salah
Berikut ini yang bukan merupakan elemen penting dalam inklusi menurut UNESCO dalam Guidelines For Inclusion: Ensuring Access to Education For All adalah . . .
Inklusi hanya diperuntukkan bagi peserta didik berkebutuhan khusus
Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud pengakuan kebhinekaan manusia merupakan salah satu landasan . . . dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif.
Filosofis
Sasaran dari penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah semua anak usia sekolah termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) baik yang mengalami hambatan permanen maupun temporer. Dibawah ini yang merupakan anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan temporer adalah . . .
Peserta didik korban bencana alam
Upaya untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik, hambatan atau kesulitan yang dialami, mengetahui latar belakang mengapa hambatan/kesulitan itu muncul dan untuk mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan untuk dibuatkan program pembelajaran yang tepat bagi peserta didik merupakan pengertian dari proses . . .
Asesmen
Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melakukan identifikasi hambatan peserta didik secara langsung, kecuali . . .
Penyebab munculnya hambatan pada peserta didik
Seorang Guru kelas 2 SD menemukan peserta didik di kelasnya memiliki hambatan dalam membaca kalimat dalam paragraf. Peserta didik tersebut juga mengalami kesulitan dalam menuliskan kata-kata dalam paragraf yang disebutkan oleh guru. Pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru tersebut adalah . . .
Asesmen Akademik
Peserta didik dengan lambat belajar seringkali memerlukan waktu yang lama dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Untuk mengantisipasi hal tersebut, langkah apa yang dapat dilakukan oleh guru?
Memvariasikan sumber belajar
Kurikulum yang digunakan pada sekolah inklusi adalah kurikulum umum (reguler) dapat diadaptasi sesuai dengan kemampuan potensi dan karakteristik kebutuhan siswa. Adaptasi yang dapat dilakukan salah satunya adalah adaptasi pada tujuan. Manakah pernyataan dibawah ini yang mendefinisikan pada adaptasi tujuan…
Tujuan-tujuan pembelajaran yang ada dalam kurikulum umum dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi peserta didik berkebutuhan khusus
Koneksi Antar Materi Topik 1 – Pembelajaran untuk Setting Pendidikan Inklusif
Rangkuman Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pendidikan inklusif tidaklah sekedar menempatkan siswa berkelainan secara fisik dalam kelas atau sekolah reguler, dan bukan pula sekedar memasukkan anak berkebutuhan khusus sebanyak mungkin dalam lingkungan belajar siswa normal. Lebih dari itu, inklusi menyangkut juga hal-hal bagaimana orang dewasa dan teman sekelas yang normal menyambut semua siswa dalam kelas dan mengenali bahwa keanekaragaman siswa tidak mengharuskan penggunaan pendekatan tunggal untuk seluruh siswa. dalam perkembangannya, inklusi juga termasuk para siswa yang dikaruniai keberkatan, mereka yang hidup terpinggirkan, memiliki kecacatan, dan kemampuan belajarnya berada di bawah rata-rata kelompoknya.
Tujuan Pendidikan Inklusif
- Memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap pendidikan yang terjangkau, efektif, relevan dan tepat dalam wilayah tempat tinggalnya
- Memastikan semua pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar seluruh terlibat dalam proses pembelajaran.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Berkaitan dengan istilah disability, maka anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan di salah satu atau beberapa kemampuan baik itu bersifat fisik seperti tunanetra dan tunarungu, maupun bersifat psikologis seperti autism dan ADHD. Pengertian lainnya bersinggungan dengan istilah tumbuh-kembang normal dan abnormal, pada anak berkebutuhan khususbersifat abnormal, yaitu terdapat penundaan tumbuh kembang yang biasanya tampak di usia balita seperti baru bisa berjalan di usia 3 tahun. Hal lain yang menjadi dasar anak tergolong berkebutuhan khusus yaitu ciri-ciri tumbuh- kembang anak yang tidak muncul (absent) sesuai usia perkembangannya seperti belum mampu mengucapkan satu katapun di usia 3 tahun, atau terdapat penyimpangan tumbuh- kembang seperti perilaku echolalia atau membeo pada anak autis.
Terbentuk pola interaksi sosial yang harmonis antara ABK dengan semua pelaku pendidikan yang mengacu pada Pola lingkaran yakni pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya. Bersifat demokratis secara vertikal (hubungan ke atas) antara siswa berkebutuhan khusus dengan guru dan kepala sekolah, maupun secara horizontal (sesama) yakni ABK dengan sesama ABK dan siswa normal. Ketiga teori sosial yang digunakan dalam penelitian ini bersifat pluralistic.
Sekolah inklusi perlu melakukan usaha-usaha yang berhubungan dengan kerja sama antara orang tua dan guru atau sekolah yaitu dengan menciptakan iklim sekolah yang nyaman, melakukan komunikasi awal dengan orang tua, dan menyediakan kesempatan bagi orang tua untuk terlibat di dalam banyak kegiatan di sekolah. Kemudian, bentuk kerja sama guru/sekolah dengan orang tua siswa diantaranya adalah: parenting, komunikasi, volunteer, dan keterlibatan orang tua pada pembelajaran anak di rumah.
Komentar
Posting Komentar