Memilih Metode Pembelajaran yang tepat untuk Peserta didik
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2011, hlm. 56) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan.
Sementara itu, Sutikno (2014, hlm. 33) berpendapat bahwa pengertian “metode” secara harfiah berarti “cara”, metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja sistematis yang memudahkan pelaksanaan pembelajaran berupa implementasi spesifik langkah-langkah konkret agar terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai suatu tujuan tertentu seperti perubahan positif pada peserta didik.
Boleh dibilang juga bahwa metode pembelajaran adalah model pembelajaran yang telah memiliki aplikasi langkah-langkah spesifik. Lalu apa bedanya model pembelajaran dengan metode pembelajaran?
Perbedaan Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
Perbedaan utama dari model dan metode pembelajaran adalah metode pembelajaran telah memiliki langkah konkret untuk melaksanakannya. Sementara itu model pembelajaran hanya gambaran umum atau kerangka kerjanya saja. Artinya, Guru harus membuat langkah-langkah (sintaks) sendiri.
Model dan metode pembelajaran banyak mengalami tumpang tindih istilah karena beberapa Penulis terkadang menyebut model sebagai metode, atau sebaliknya (penggunaan istilah yang tidak tepat).
Hal tersebut bisanya terjadi karena seseorang yang menulis mengenai model pembelajaran menyertakan contoh langkahnya pula. Sehingga banyak pembaca berasumsi bahwa model juga telah memiliki langkah-langkah konkret, padahal belum.
Selain itu, terdapat banyak metode pembelajaran dengan nama lain yang sebetulnya masih dapat dipayungi oleh model pembelajaran serupa. Hal itu wajar, karena model pembelajaran adalah kerangka kerja konseptual umum yang bisa jadi masih terkait dengan metode pembelajaran tertentu.
Untuk memastikan bahwa pengertian metode pembelajaran di sini tepat, berikut adalah beberapa pengertian metode pembelajaran menurut para ahli.
Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli
Wina Sanjaya
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2016, hlm. 147).
Abdurrahman Ginting
Menurut Ginting (2014, hlm. 42) metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik.
Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya
Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik (Ahmadi & Prasetya, 2015, hlm. 52).
Nur Hamiyah & Muhammad Jauhar
Sedangkan Hamiyah dan Jauhar, mengartikan metode sebagai cara untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamiyah & Jauhar, 2014, hlm. 49).
Ridwan Abdullah Sani
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sani, 2019, hlm. 158).
Sofan Amri
Menurut Amri (2013, hlm. 113) metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain-lain.
Komalasari
Komalasari (2017, hlm. 56) mengemukakan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai salah satu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode secara spesifik.
Jenis Jenis Metode Pembelajaran
Menurut Uno (2011, hlm. 17) variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: a) berdasarkan strategi pengorganisasian, b) berdasarkan penyampaian pembelajaran, c) berdasarkan strategi pengelolaan pembelajaran. Di bawah ini adalah penjabaran masing-masing jenis.
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Berarti jenis metode pembelajaran yang secara khusus memanfaatkan cara pengorganisasian pembelajaran agar lebih efektif dan berdampak pada peserta didik.
“Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, dan format lainnya yang setingkat. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Strategi Mikro, mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
- Strategi Makro, mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.
Strategi Penyampaian Pembelajaran
Merupakan jenis metode yang fokus pada penyusunan strategi penyampaian pembelajaran yang biasanya menggunakan media pembelajaran sebagai alat utamanya. Media digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, media juga dapat merangsang respons dan masukan lebih dari peserta didik. Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari jenis metode ini.
Oleh karena itu, setidaknya terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat media pembelajaran sebagai strategi penyampaian pembelajaran, yakni:
- Tingkat kecermatan dalam menggambarkan sesuatu.
- Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya.
- Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya.
- Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya.
- Tingkat biaya yang diperlukan.
Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Merupakan jenis metode yang secara khusus menata interaksi antara peserta didik dan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi dalam jenis metode ini berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain itu, jenis metode pembelajaran juga dapat diklasifikasikan sesederhana:
- Berdasarkan pemberian informasi, contoh macamnya : metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi.
- Berdasarkan pemecahan masalah : metode brainstorming, metode diskusi kelompok, metode rembuk sejoli, metode diskusi kelompok kecil (buzz group), metode panel, metode forum debat, metode seminar, metode simposium.
- Berdasarkan penugasan : metode latihan (drill), metode penugasan (resitasi), metode permainan (diad, kubus pecah, role playing, sosiodrama, simulasi), metode kelompok kerja (workshop), metode studi kasus, metode karyawisata.
Sementara itu, berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran akan di bahas di bawah ini.
Macam Macam Metode Pembelajaran K13
Berbicara macam metode pembelajaran yang tersedia, ada baiknya jika kita mempelajari berbagai metode yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut adalah beberapa contoh metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam rangka ikut menyukseskan kurikulum 2013 (k13).
Metode Pembelajaran Examples non Examples
Metode ini meminta siswa untuk secara berkelompok menganalisis gambar lalu mendiskusikan hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini adalah sebagai berikut.
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui proyektor.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- Penutup (berupa rangkuman atau kesimpulan).
Metode Pembelajaran Picture and Picture
Metode ini mengajak siswa untuk mengurut gambar berseri yang disusun secara acak oleh Guru sambil memaparkan alasan pengurutannya. Langkah-langkahnya metode picture and picture adalah:
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Menyajikan materi sebagai pengantar.
- Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan sebetulnya saling terkait satu sama lain, namun susunannya telah di acak.
- Guru menunjuk atau meminta siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
- Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar yang ditentukan oleh siswa.
- Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
- Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
Metode Numbered Heads Together
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Intinya, metode ini membagi tugas yang diberi nomor untuk dipelajari oleh siswa yang mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok yang berbeda. Kemudian, masing-masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan kelompok masing-masing dan kelompok lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
- Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor.
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
- Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
- Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
Metode Cooperative Script
Metode naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian untuk menjadi pembicara dan pendengar (Dansereau Cs., 1985). Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan.
- Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Pembicara membacakan hasil meringkasnya sejelas mungkin dengan cara menyampaikan ide pokok dalam ringkasannya. Sementara itu, pendengar menyimak dan jika diperlukan membantu atau mengoreksi pembicara lalu menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang dibacakan.
- Kemudian, pembicara dan pendengar bertukar peran dan melakuan hal yang sebaliknya.
- Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
- Penutup.
Metode Kepala Bernomor Terstruktur
Metode ini adalah modifikasi dari Number Heads Together. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor.
- Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang didapatkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
- Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok.
- Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain.
- Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
- Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
- Penutup (kesimpulan).
Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
STAD atau Tim siswa kelompok prestasi dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin pada tahun 1995. Metode ini mengelompokkan siswa secara heterogen menurut prestasi, gender, suku, dsb dan diminta untuk mengerjakan tugas kelompok.
Kemudian evaluasi dilakukan dalam bentuk tes atau kuis, kelompok tidak boleh saling membantu dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah STAD adalah sebagai beriku.
- Membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
- Guru menyajikan materi pelajaran.
- Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang telah memahami materi harus menjelaskannya kepada anggota lain hingga semua anggota kelompok memahaminya
- Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
- Memberi evaluasi.
- Penutup (Kesimpulan).
Metode Pembelajaran Jigsaw (Metode Tim Ahli)
Jigsaw membagi kelompok yang setiap anggotanya akan dibagi kelompok kembali menjadi tim ahli dari masing-masing materi yang diberikan. Kelompok tim ahli akan secara berkelompok mempelajari materi yan ditentukan lalu kembali ke kelompok mereka masing-masing setelah menjadi ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978). Langkah-langkah Jigsaw adalah sebagai berikut:
- Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
- Setiap anggota dalam tim akan diminta untuk menjadi seorang ahli dalam suatu bagian materi yang berbeda.
- Semua tim ahli dari tim yang berbeda berkelompok dan membentuk tim ahli untuk berdiskusi dan mempelajari materi yang sama.
- Kemudian masing-masing tim ahli akan kembali ke kelompok mereka untuk membagikan keahliannya pada tim asal tersebut.
- Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
- Guru memberikan evaluasi.
- Penutup
Problem Based Introduction (PBI)
Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
Langkah-langkah :
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
- Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
- Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
- Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
- Guru mendorong siswa agar mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah. Kemudian, siswa melaksanakan penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data dan hipotesis yang didapatkan dari eksperimen/penelitian.
- Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
- Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk menyampaikan materi yang diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
- Bagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang (berpasangan).
- Siswa meminta seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran dan begitu juga kelompok lainnya.
- Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan pasangannya.
- Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.
- Kesimpulan/penutup.
Mind Mapping
Intinya, Guru memberikan permasalahan yang memiliki jawaban atau solusi alternatif sehingga dapat dibuat peta konsepnya dan siswa dapat mempelajari serta mendiskusikan setiap alternatif jawaban dengan rekan-rekan dan tentunya Guru. Langkah-langkah metode mind mapping adalah sebagai berikut.
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
- Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
- Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
- Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatatnya di papan tulis untuk kemudian kelompokkan sesuai kebutuhan
- Berdasarkan catatan yang ada di papan tulis, siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru memberikan bandingan materi sesuai dengan konsep yang disediakan.
Referensi
Serupa.id.2021."Metode Pembelajaran: Pengertian, Jenis & Macam (Menurut Para Ahli)”, https://serupa.id/model-pembelajaran-jigsaw/, diakses pada 22 September 2022 pukul 20.33.
Komentar
Posting Komentar